KAMI MENYEDIAKAN BERBAGAI MATERI TENTANG KIMIA. SEMOGA BERMANFAAT!

Minggu, 09 Desember 2012

Program Studi Indonesia di Rusia Kurang Pengajar

Lima Pusat Studi Bahasa Indonesia di perguruan tinggi di Rusia kekurangan pengajar. Bahkan, pusat studi di Universitas Vladivostok sempat akan tutup.
”Kami sudah mengontak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar mengirim tenaga pengajar, tetapi belum ada respons,” kata Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Republik Belarus Djauhari Oratmangun di sela Pertemuan Tingkat Menteri Pariwisata Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Khabarovsk, Rusia, Selasa (24/7). Demikian laporan wartawan Kompas Gesit Ariyanto dari Rusia.
Di Rusia, lima Pusat Studi Bahasa Indonesia ada di tiga universitas, yaitu Universitas St Petersburg, Universitas Vladivostok, dan Universitas Moskwa. Sejauh ini, minat mahasiswa Rusia belajar bahasa Indonesia relatif baik, rata-rata ada 10 mahasiswa per tahun.
Kami sudah mengontak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar mengirim tenaga pengajar, tetapi belum ada respons
– Dubes RI untuk Rusia dan Republik Belarus Djauhari Oratmangun.
Saking berminatnya, pihak rektorat Universitas Vladivostok meminta diajak berkunjung ke sejumlah universitas di Indonesia. ”Mereka sudah mengirim surat resmi. Kami juga sudah menyurati sejumlah perguruan tinggi di Indonesia,” kata Djauhari.
Namun, lima tahun terakhir, hanya ada tiga dosen pengajar bahasa Indonesia dari Indonesia yang didatangkan untuk mengajar di tiga universitas. Mereka aktif mengajar selama empat bulan.
”Kami sebenarnya ingin reguler bergantian selama satu tahun mengajar di berbagai pusat studi itu,” kata Koordinator Pendidikan, Sosial, dan Budaya KBRI Moskwa M Aji Surya.
Menurut dia, pihak KBRI berkali-kali menyampaikan keinginan sejumlah universitas itu kepada pihak berwenang di Indonesia. Namun, tidak ada respons.
Karena kekurangan penutur asli, para mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia itu diajar orang Rusia yang bisa berbahasa Indonesia. Sebelumnya, para pengajar adalah eks mahasiswa Indonesia ikatan dinas yang dikirim ke Rusia semasa Presiden Soekarno. Namun, kini hampir semua meninggal dunia.
”Tentu akan lebih tepat kalau para mahasiswa diajar penutur asli dari Indonesia,” kata Elizaveta Blezhova, lulusan pascasarjana Bahasa Indonesia Universitas Moskwa yang kini menjadi anggota staf KBRI di Rusia.

sumber: http://www.beritakaget.com/berita/2229/program-studi-indonesia-di-rusia-kurang-pengajar.html

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes