KAMI MENYEDIAKAN BERBAGAI MATERI TENTANG KIMIA. SEMOGA BERMANFAAT!

Minggu, 09 Desember 2012

Uji Publik Kurikulum Baru Resmi Dimulai

Uji publik kurikulum 2013 resmi dimulai, Kamis (29/11/2012) malam. Bertempat di Hotel Mega Anggrek, Jakarta menjadi kota pembuka untuk uji publik pengembangan kurikulum 2013 yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Uji publik pengembangan kurikulum ini dihadiri oleh berbagai elemen yang punya pengaruh di bidang pendidikan seperti dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, para guru yang nantinya akan mengimplementasikan kurikulum ini dan sejumlah pengamat pendidikan.
“Uji publik ini akan dijalankan selama tiga minggu. Selama uji publik ini kami terbuka pada semua masukan yang ada,” kata Wakil Menteri pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim di Jakarta.
Seperti diketahui, uji publik pengembangan kurikulum ini dilakukan di lima kota besar yaitu Jakarta, Yogyakarta, Medan, Makassar dan Denpasar. Selain lima kota besar ini, ada juga 33 kabupaten/kota yang ditunjuk untuk melakukan uji publik ini sehingga menjangkau semua wilayah.
Sebelum dilakukan uji publik, pihak kementerian telah melakukan pembahasan internal yang dilaksanakan tiap pekan. Setelah disusun berbagai alternatif struktur kurikulum, hasil tersebut dipaparkan kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono. Fase selanjutnya adalah uji publik ini untuk mengetahui pendapat dan masukan dari masyarakat.

sumber: http://www.beritakaget.com/berita/3936/uji-publik-kurikulum-baru-resmi-dimulai.html

Potensi Kecerdasan Anak Itu Sama


Pemerhati pendidikan anak serta praktisi finger print analysis dan metode Glenn Doman, E Esthywati, mengatakan, pada dasarnya potensi kecerdasan anak adalah sama.
“Ada kecerdasan anak yang memang diturunkan dari faktor DNA. Tetapi, proses ibu mengandung dalam keadaan stres juga akan memengaruhi potensi kecerdasannya,” kata Esthywati pada seminar “How to Be Smart Parents”, di Manado.
Pada seminar yang menggali lebih dalam bagaimana mengoptimalkan potensi anak melalui metode Glenn Doman serta mengembangkan bakat anak melalui analisis sidik jari, dia mengatakan, untuk mengembangkan potensi pada anak maka harus ada stimulus untuk mengeluarkannya, seperti memberikan bahan ajar dengan metode tertentu.
Menurut dia, sifat-sifat dasar manusia ditampilkan dalam beragam tipe, di antaranya personal, keseimbangan, skill atau keahlian, serta emosional. Selain itu, kata dia, sifat dasar manusia juga dapat dilihat dari tanda khusus pada setiap jari manusia.
Jari kelingking, misalkan, berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan adaptasi, sedangkan jari telunjuk berhubungan dengan kemampuan berpikir, mengeluarkan ide-ide, pemimpin, serta imajinatif. Sementara ibu jari berkaitan dengan kemampuan membangun hubungan dengan orang lain.
Sementara itu, ditambahkan Managing Director PT Glenn Doman Indonesia, Salord Sagala, anak berpotensi memiliki potensi luar biasa dan bisa melebihi Leonardo Da Vinci, sang pelukis Monalisa dan perancang dasar tank tempur, parasut, pesawat terbang, helikopter, serta temuan lainnya.
“Berpotensi erat kaitannya dengan upaya yang harus dilakukan sehingga potensi atau kecerdasan anak keluar atau muncul,” ungkapnya.
Bahkan, menurut dia, semua anak adalah jenius, tetapi orang tua yang membuat anak tidak jenius pada enam tahun pertama.
“Sikap kita kadang kala membuat potensi anak tidak bisa tumbuh. Di antaranya kurang memberi perhatian. Ada kalanya orang tua marah atau bersikap keras. Keras boleh,” kata Salord.
Sikap keras orang tua, menurut dia, boleh saja, tetapi lebih bijaksana apabila bersikap lembut dan memberi pengertian tentang segala sesuatu.

sumber: http://www.beritakaget.com/berita/3246/pemerhati-pendidikan-potensi-kecerdasan-anak-itu-sama.html

Program Studi Indonesia di Rusia Kurang Pengajar

Lima Pusat Studi Bahasa Indonesia di perguruan tinggi di Rusia kekurangan pengajar. Bahkan, pusat studi di Universitas Vladivostok sempat akan tutup.
”Kami sudah mengontak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar mengirim tenaga pengajar, tetapi belum ada respons,” kata Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Republik Belarus Djauhari Oratmangun di sela Pertemuan Tingkat Menteri Pariwisata Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Khabarovsk, Rusia, Selasa (24/7). Demikian laporan wartawan Kompas Gesit Ariyanto dari Rusia.
Di Rusia, lima Pusat Studi Bahasa Indonesia ada di tiga universitas, yaitu Universitas St Petersburg, Universitas Vladivostok, dan Universitas Moskwa. Sejauh ini, minat mahasiswa Rusia belajar bahasa Indonesia relatif baik, rata-rata ada 10 mahasiswa per tahun.
Kami sudah mengontak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar mengirim tenaga pengajar, tetapi belum ada respons
– Dubes RI untuk Rusia dan Republik Belarus Djauhari Oratmangun.
Saking berminatnya, pihak rektorat Universitas Vladivostok meminta diajak berkunjung ke sejumlah universitas di Indonesia. ”Mereka sudah mengirim surat resmi. Kami juga sudah menyurati sejumlah perguruan tinggi di Indonesia,” kata Djauhari.
Namun, lima tahun terakhir, hanya ada tiga dosen pengajar bahasa Indonesia dari Indonesia yang didatangkan untuk mengajar di tiga universitas. Mereka aktif mengajar selama empat bulan.
”Kami sebenarnya ingin reguler bergantian selama satu tahun mengajar di berbagai pusat studi itu,” kata Koordinator Pendidikan, Sosial, dan Budaya KBRI Moskwa M Aji Surya.
Menurut dia, pihak KBRI berkali-kali menyampaikan keinginan sejumlah universitas itu kepada pihak berwenang di Indonesia. Namun, tidak ada respons.
Karena kekurangan penutur asli, para mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia itu diajar orang Rusia yang bisa berbahasa Indonesia. Sebelumnya, para pengajar adalah eks mahasiswa Indonesia ikatan dinas yang dikirim ke Rusia semasa Presiden Soekarno. Namun, kini hampir semua meninggal dunia.
”Tentu akan lebih tepat kalau para mahasiswa diajar penutur asli dari Indonesia,” kata Elizaveta Blezhova, lulusan pascasarjana Bahasa Indonesia Universitas Moskwa yang kini menjadi anggota staf KBRI di Rusia.

sumber: http://www.beritakaget.com/berita/2229/program-studi-indonesia-di-rusia-kurang-pengajar.html

Pendidikan Anak Putus Sekolah


Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, menargetkan tidak ada lagi anak putus sekolah di daerah itu pada tahun 2015.
“Sebagai mana yang tertuang dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok, kita menargetkan pada tahun 2015 seluruh anak harus bisa menamatkan minimal sekolah menengah atas (SMA),” kata Bupati Solok Syamsu Rahim di Arosuka, Minggu.
Menurut dia, masih adanya anak putus sekolah di daerah ini tergambar dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, dimana penduduk miskin mencapai 40.819 jiwa, dan pada umumnya mereka berpendidikan tamatan sekolah menengah pertama (SMP), dan bahkan sebagian besar tidak tamat sekolah dasar (SD).
“Ini harus segera kita atasi, sehingga ke depannya semua anak bisa sekolah dan membangun perekonomian yang lebih baik,” katanya.
Dia menyatakan, pada umumnya anak yang putus sekolah tersebut tersebar di nagari (desa adat) yang saat ini masih terisolasi, salah satu penyebabnya di samping kehidupan miskin juga akibat terisolasi.
“Sarana dan prasarana pendidikan di daerah pinggiran itu juga belum memadai, seperti infrastruktur pendidikan dan tenaga pendidik, setidaknya 22 dari 24 nagari masih dalam kategori terisolir, dan ini juga menjadi prioritas pemkab ke depannya,” ujarnya.
Lebih lanjut Syamsu Rahim menyampaikan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong percepatan pendidikan di nagari-nagari terisolir tersebut.
“Salah satunya saat ini kita juga tengah merampungkan pembangunan SMA di daerah terisolir yaitu kecamatan Tigo Lurah,” katanya.
Selain itu, imbuhnya, pihaknya juga akan merekrut tenaga pendidikan untuk ditempatkan di daerah terisolir tersebut sehingga kekurangan tenaga pendidikan tidak ditemukan lagi.
“Pada APBD 2013 mendatang kita menganggarkan dana khusus untuk insentif tenaga pendidikan yang mau mengabdi di daerah terisolir dan mereka berasal dari putra daerah.

sumber: http://www.beritakaget.com/berita/3250/pendidikan-anak-putus-sekolah.html

Sistem Pendidikan Perlu Diubah


Sistem pendidikan masa kini perlu diubah untuk menyiapkan generasi muda yang siap menyongsong perubahan dunia yang begitu cepat.
Pendidikan harus mampu membuat anak menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dalam kaitan dengan ujian
Pendidikan perlu menyeimbangkan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dengan tetap memegang nilai-nilai tradisional yang relevan dan modern. Persoalan tersebut mengemuka dalam dialog-dialog di acara World Innovation Summit for Education (WISE) ke-4 di Doha, Qatar, yang berakhir pekan lalu.
Dalam menghadapi perubahan pendidikan untuk mempersiapkan generasi muda dunia yang lebih baik, seruan saling belajar, berbagi, dan bekerjasama di antarorganisasi dan negara mencuat.
Mona Mourshed, Partner and Leader, Global Education Practice McKinsey and Company, mengatakan dunia pendidikan terus menghadapi tantangan soal belum sinkronnya lulusan dengan pasar tenaga kerja yang tersedia. Dunia pendidikan belum dikatakan berhasil jika hanya membuat lulusannya bisa bekerja begitu lulus.
“Yang penting apakah lulusan itu bisa membangun karirnya, bukan sekadar bekerja,” kata Mona. Dalam upaya menyelaraskan dunia pendidikan dan dunia kerja, kata Mona, di banyak tempat terkendala kurangnya kesempatan magang bagi siswa/mahasiswa.
Untuk itu, perlu dukungan pemerintah dan perusahaan untuk memberikan kesempatan yang luas bagi siswa/mahasiswa untuk belajar secara langsung di dunia kerja dengan sistem magang untuk membuat mereka siap memasuki dunia kerja.
Sementara itu, Aicha Bah Diallo, Ketua Forum Perempuan Pendidik Afrika, mengatakan perlu dikaji kembali apakah sistem pendidikan saat ini membuat anak-anak benar-benar belajar serta guru benar-benar termotivasi.
“Pendidikan harus mampu membuat anak menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dalam kaitan dengan ujian,” kata Aicha, tes jangan justru jadi salah bentuk kekerasan pada siswa.
“Tes dalam pendidikan harus dikembangkan dengan tujuan untuk membuat potensi siswa berkembang, bukan malah untuk menghukum siswa tidak lulus,” kata Aicha. Conrad Wolfram, Ahli Matematika, mengatakan pendidikan perlu didekatkan dengan realitas keseharian. Dalam pembelajaran Matematika, misalnya, pendidikan tidak semata untuk mmebuat siswa mampu menghitung.
“Dengan perkembangkan teknologi, menghitung sudah bisa dilakukan dengan komputer. Tetapi dalam pendidikan Matematika, justru dipakai bagaimana mmebuat siswa mampu memecahkan masalah. Perlu perubahan dalam belajar Matematika saat ini,” kata Conrad.
Peter Thiele, pejabat di Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman, mengatakan pendidikan menyeimbangkan antara kebutuhan akademik dan keterampan untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan ke depan tidak hanya mengejar pendidikan tinggi akademik, tetapi juga vokasi. “Pendidikan menyiapkan generasi yang mampu berpikir kritis, analistis, dan kretaif. Pendidikan mesti difokuskan untuk hal-hal yang berguna,” kata Peter. Secara terpisah, Fasli Jalal, mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional yang hadir dalam WISE, di Jakarta, Senin (19/11/2012), mengatakan Indonesia menghadapi tantangan dalam sistem pendidikan yang masih belum menyiapkan siswa yang mampu berpikir tinggi dan relevan dengan kehidupan. Hal ini utamanya karena mutu guru dan pembelajarannya yang masih belum sesuai harapan.
Fasli mengatakan dari penelitian Bank Dunia baru-baru ini soal guru Indonesia, pelaksanaan sertifikasi memang belum mampu meningkatkan mutu guru dan perubahan dalam pembelajaran yang lebih bermakna.
Masalah mendasar pendidikan Indonesia justru terjadi di ruang-ruang kelas, di mana guru sebagai yang utama belum dapat mendidik dengan baik.
“Guru-guru Indonesia umumnya lebih mengedepankan keterampilan tingkat belajar tingkat rendah, seperti menghafal. Makna pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari belum bisa dikaitkan. Termasuk juga guru masih belum bisa membuka diir terhadap beragam alternatif jawaban,” kata Fasli.
Menurut Fasli, perlu pembenahan serius soal guru dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dengan guru bermutu, loncatan perubahan pendidikan Indonesia bisa cepat, terutama untuk mengembangkan pendidikan yang menyiapkan anak-anak siap memasuki kehidupan masa depan dengan perubahan teknologi yang tinggi.

sumber: http://www.beritakaget.com/berita/3581/sistem-pendidikan-perlu-diubah.html

7 Mata Pelajaran SD


Kurikulum pendidikan nasional dengan konsep penyederhanaan jumlah mata pelajaran terus digodok bersama tim dari pemerintah pusat dan sejumlah pakar pendidikan. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Suyanto, mengatakan, hampir dipastikan hanya akan ada tujuh mata pelajaran untuk siswa SD dari 11 mata pelajaran sebelumnya. Apa saja?
“Mata pelajaran SD nanti adalah Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, Kesenian, Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan, serta Pengetahuan Umum,” kata Suyanto saat dihubungiKompas.com, Selasa (2/10/2012) di Jakarta.
Menurut Suyanto, Kemendikbud memilih mata pelajaran yang lebih mengedepankan pembentukan sikap dan mengandung dasar-dasar mata pelajaran yang memiliki substansi pengembangan wawasan umum.
Sebelumnya, Suyanto juga sempat menyampaikan bahwa jumlah mata pelajaran di SD akan lebih disederhanakan, tetapi muatannya lebih mendalam. Hal ini berbeda dengan kondisi mata pelajaran di SD saat ini yang cakupannya terlalu luas, tetapi tidak sebanding dengan isi materinya.
Khusus untuk mata pelajaran IPA dan IPS, Kemendikbud menilai kedua mata pelajaran itu belum perlu dipisahkan untuk jenjang SD. Diwacanakan, keduanya akan dilebur menjadi satu mata pelajaran bernama Pengetahuan Umum yang memiliki muatan yang terintegrasi dengan jenjang SMP dan SMA.
Kurikulum baru ini akan mulai disosialisasikan dan diuji publik sebelum Februari 2013, dan mulai berlaku pada tahun ajaran 2013-2014.

sumber: http://www.beritakaget.com/berita/3133/7-mata-pelajaran-untuk-sekolah-dasar.html

Kurikulum Baru Pangkas Jumlah Mata Pelajaran

Kurikulum baru pendidikan nasional yang sedang dipersiapkan pemerintah bersama tim penyusun, nantinya akan memangkas jumlah mata pelajaran menjadi lebih sedikit, sehingga meringankan peserta didik. Demikian dikatakan Wamendikbud bidang Pendidikan, Musliar Kasim.
“Jumlah mata pelajaran yang banyak membebani siswa, dan menyebabkan siswa menjadi bosan,” katanya dalam pertemuan pers bersama Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti, terkait Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, di Jakarta, Kamis (27/9/2012) petang.
Ia mengatakan kurikulum mendatang yang sedang disusun oleh tim yang terdiri para pakar dan tokoh pendidikan seperti Franz Magnis Suseno, Prof Juwono Sudarsono, serta lainnya, akan ditekankan pada model pembelajaran tematik, dan lebih mengarah pada pendidikan karakter.
Menurut dia, pendidikan karakter akan lebih banyak dipelajari siswa di tingkat sekolah dasar dimulai sejak dini.
Semakin tinggi jenjangnya, pelajaran terkait pendidikan karakter berkurang, dan diganti dengan pelajaran keilmuan.
Musliar mengatakan perubahan kurikulum tersebut merupakan program besar Kemdikbud yang dimulai sejak 2010.
Sementara itu, Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan kurikulum yang sedang dalam penyusunan tersebut diharapkan akan memberikan perubahan pada model pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi seluas-luasnya.
“Pembangunan karakter sebagai sentral dari pendidikan nasional akan disinergikan dengan kebudayaan untuk menyebarkan virus pembangunan karakter dan targetnya bukan hanya peserta didik tetapi juga guru dan masyarakat luas yang diwakili oleh komunitas-komunitas seperti seniman dan budayawan dan sebagainya,” katanya.
Penyusunan kurikulum pendidikan nasional yang baru diharapkan rampung pada Februari 2013. Sebelum disahkan dan diaplikasikan, pemerintah akan melakukan uji publik terhadap rancangan kurikulum itu untuk memperoleh kritik dan masukan dari masyarakat.
Kemdikbud saat ini telah membentuk dua tim, yakni tim pertama bertugas menyusun kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Adapun tim kedua bertugas menyusun kurikulum pendidikan tinggi.
Tim penyusun juga mengevaluasi kurikulum yang berlaku saat ini, seperti soal banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, jam sekolah, hingga mencari penyebab mengapa sering terjadi tawuran siswa, rendahnya kemampuan siswa berbahasa asing, serta berbagai persoalan lain.

Gerakan Pembangunan Karakter

Wamendikbud Wiendu Nuryanti menjelaskan rencana pemerintah untuk melaksanakan kegiatan Gerakan Nasional Pembangunan Karakater Bangsa melalui program penanaman nilai budaya di lingkungan sekolah yang dilaksanakan di 10 propinsi, antara lain DKI Jkaarta, Aceh, Banten, Jawa Barat, NTB dan Maluku.
“Selain menyasar sekolah, gerakan pembangunan karakter juga akan dilaksanakan kepada masyarakat luas melalui Gerakan Bersih Desa Budaya yang difokuskan pada desa-desa yang dengan tradisinya masih menjalankan dan menopang karifan lokal, seperti budaya gotong royong,” katanya.
Program Gerakan Bersih desa pada tahap awal sebagai pilot project dilaksanakan di enam daerah, yakni Laweyan, Lasem , Setu Babakan, Sasirangan, Pandesikek dan Cuci Nagari Maluku.

sumber: http://www.beritakaget.com/berita/2888/kurikulum-baru-pangkas-jumlah-mata-pelajaran.html

Dampak Kurikulum Baru pada Pelaksanaan UN


Setelah dipaparkan pada Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Boediono, Selasa lalu, kurikulum baru akan segera diuji publik dengan menawarkan berbagai pilihan terkait struktur kurikulum tiap jenjang maupun teknis penerapannya. Untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), kurikulum baru ini nyaris merombak keseluruhan sistem pembelajaran.
Sebagai dampak, muncul pertanyaan apakah Ujian Nasional (UN) akan tetap dapat dilakukan dengan sistem pembelajaran berbasis tematik integratif ini?
Anggota Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli Zakaria, mengatakan bahwa ada kemungkinan UN ditiadakan pada tingkat SD. Namun bisa jadi UN tetap berlanjut dengan pola dan cara yang berbeda dari yang selama ini dijalankan.
“Bisa jadi tidak ada UN. Tapi bisa juga UN tetap ada dengan kisi-kisi UN dari nasional tapi soal dibuat oleh sekolah,” kata Ramli.
Sementara untuk jenjang yang lain seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), UN tetap dijalankan seperti biasa. Ia menuturkan bahwa untuk tingkat menengah ini, UN masih dianggap penting sebagai pertimbangan proses seleksi ke jenjang selanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh juga sempat mengatakan bahwa masalah UN untuk tingkat SD seiring diberlakukannya kurikulum baru pada Juni 2013 masih dibahas. Namun ada kemungkinan UN untuk SD dapat ditiadakan melihat sistem pembelajaran yang baru.
“Ya untuk SD yang pengaruh. Tapi masih dibahas. Kalau untuk SMA itu tetap ada,” jelas Nuh.

sumber: http://www.beritakaget.com/berita/3576/dampak-kurikulum-baru-pada-pelaksanaan-un.html

Bobroknya Pendidikan Indonesia


Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson, sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Tempat pertama dan kedua ditempati Finlandia dan Korea Selatan, sementara Inggris menempati posisi keenam.
Peringkat itu memadukan hasil tes internasional dan data, seperti tingkat kelulusan antara tahun 2006 dan 2010. Sir Michael Barber, penasihat pendidikan utama Pearson, mengatakan, peringkat disusun berdasarkan keberhasilan negara-negara memberikan status tinggi pada guru dan memiliki “budaya” pendidikan.
Perbandingan internasional dalam dunia pendidikan telah menjadi semakin penting dan tabel liga terbaru ini berdasarkan pada serangkaian hasil tes global yang dikombinasikan dengan ukuran sistem pendidikan, seperti jumlah orang yang dapat mengenyam pendidikan tingkat universitas.
Gambaran perpaduan itu meletakkan Inggris dalam posisi yang lebih kuat dibandingkan dengan tes Pisa dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang juga merupakan salah satu tes dalam proses penyusunan peringkat. Pertimbangan-pertimbangan dalam peringkat ini diproduksi untuk Pearson oleh Economist Intelligence Unit.
Kompetisi global
Dua kekuatan utama pendidikan adalah Finlandia dan Korea Selatan, lalu diikuti oleh tiga negara di Asia, yaitu Hongkong, Jepang, dan Singapura.
Inggris yang dianggap sebagai sistem tunggal juga dinilai sebagai “di atas rata-rata”, lebih baik daripada Belanda, Selandia Baru, Kanada, dan Irlandia. Keempat negara itu juga berada di atas kelompok peringkat menengah termasuk Amerika Serikat, Jerman, dan Perancis.
Perbandingan ini diambil berdasarkan tes yang dilakukan setiap tiga atau empat tahun di berbagai bidang, termasuk matematika, sains, dan kesusasteraan serta memberikan sebuah gambaran yang semakin menurun dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, tujuan utamanya adalah memberikan pandangan multidimensi dari pencapaian di dunia pendidikan dan menciptakan sebuah bank data yang akan diperbaharui dalam sebuah proyek Pearson bernama Learning Curve.
Melihat dari sistem pendidikan yang berhasil, studi itu menyimpulkan bahwa mengeluarkan biaya adalah hal penting, tetapi tidak sepenting memiliki budaya yang mendukung pendidikan. Studi itu mengatakan, biaya adalah ukuran yang mudah, tetapi dampak yang lebih kompleks adalah perilaku masyarakat terhadap pendidikan, hal itu dapat membuat perbedaan besar.
Kesuksesan negara-negara Asia dalam peringkat ini merefleksikan nilai tinggi pendidikan dan pengharapan orangtua. Hal ini dapat menjadi faktor utama ketika keluarga bermigrasi ke negara lain, kata Pearson.
Ada banyak perbedaan di antara kedua negara teratas, yaitu Finlandia dan Korea Selatan, menurut laporan itu, tetapi faktor yang sama adalah keyakinan terhadap kepercayaan sosial atas pentingnya pendidikan dan “tujuan moral”.
Kualitas guru
Laporan itu juga menekankan pentingnya guru berkualitas tinggi dan perlunya mencari cara untuk merekrut staf terbaik. Hal ini meliputi status dan rasa hormat serta besaran gaji.
Peringkat itu menunjukkan bahwa tidak ada rantai penghubung jelas antara gaji tinggi dan performa yang lebih baik. Dan ada pula konsekuensi ekonomi langsung atas sistem pendidikan performa tinggi atau rendah, kata studi itu, terutama di ekonomi berbasis keterampilan dan global. Namun, tidak ada keterangan yang jelas mengenai pengaruh manajemen sekolah dengan peringkat pendidikan.
Peringkat untuk tingkat sekolah menunjukkan bahwa Finlandia dan Korea Selatan memiliki pilihan tingkat sekolah terendah. Namun, Singapura yang merupakan negara dengan performa tinggi memiliki tingkat tertinggi.

sumber: http://www.beritakaget.com/berita/3942/pendidikan-indonesia-terendah-di-dunia.html

CTRL+DEL = Bahasa Inggris SD


Mata pelajaran Bahasa Inggris tidak akan lagi dimuat dalam kurikulum wajib untuk siswa sekolah dasar (SD) yang akan diberlakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun ajaran 2013-2014. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan, mata pelajaran ini ditiadakan untuk siswa SD karena untuk memberi waktu kepada para siswa dalam memperkuat kemampuan bahasa Indonesia sebelum mempelajari bahasa asing.
“SD tidak ada pendidikan Bahasa Inggris karena Bahasa Indonesia saja belum ngerti. Sekarang ada anak TK saja les Bahasa Inggris. Kalau bahasa kasarnya, itu haram hukumnya. Kasihan anak-anak,” kata Musliar, di Park Hotel, Jakarta, Rabu (10/10/2012).
Ia menegaskan bahwa aturan ini harus diikuti oleh semua sekolah. Namun, jika ada sekolah yang menjadikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran tambahan, itu merupakan persoalan lain dan akan dipertimbangkan lagi.
“Sekolah harus ikuti ini kalau dijadikan tambahan itu persoalan lain. Akan tetapi, untuk sekolah negeri, jelas tidak boleh,” ujar Musliar.
Untuk sekolah internasional yang umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, pihaknya belum melakukan kajian mendalam. Namun, kurikulum baru ini tetap akan dirumuskan dan untuk sekolah internasional akan diatur belakangan.
“Kurikulum tetap kami buat, tetapi untuk internasional akan kita atur belakangan. Yang jelas mereka harus ikuti ketentuan kurikulum kita, enggak boleh lepas,” tandasnya.
Seperti diketahui, kurikulum untuk siswa SD akan dipadatkan hanya enam mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Namun, ini baru disepakati untuk siswa kelas 1-3 saja, sedangkan kelas 4-6 masih didiskusikan lagi.

sumber: http://www.beritakaget.com/berita/3126/bahasa-inggris-akan-dihapus-dari-kurikulum-sd.html

Uji Kurikulum Baru?

Rencana Kurikulum 2013 yang sempat menimbulkan polemik, pro dan kontra, mulai memasuki uji publik. Semua lapisan masyarakat bisa memberikan masukan dan pendapat untuk menyempurnakan kurikulum yang bakal menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini.
Masyarakat yang ingin memberian pendapat bisa mengakses situs http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id. Dari situs ini pula mereka bisa memperoleh draf kurikulum baru dan alternatif yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait teknis pelaksanaannya.
“Bagi yang tidak setuju bisa menyampaikannya di situ, tetapi harus juga mencantumkan alasan kenapa tidak setuju dan sebaiknya bagaimana. Jangan dibatalkan,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh belum lama ini. “Silakan berpendapat. Kami terima masukannya. Mana yang harus diperbaiki, mana yang kurang.”
Menurut dia, pendapat masyarakat luas sangat dibutuhkan agar dapat mengoreksi kekurangan yang ada pada kurikulum yang akan diluncurkan pada pertengahan 2013 mendatang itu. Masukan tersebut akan digunakan untuk menyempurnakan formula kurikulum 2013.
Uji publik juga akan dilakukan lewat kunjungan atau roadshow ke lima kota besar dan 33 kabupaten/kota di Indonesia. Berbagai fase harus dilewati oleh kurikulum baru ini untuk memperoleh kesempurnaan saat diterapkan pada Juni 2013 nanti. Saat ini, kurikulum 2013 tengah memasuki fase uji publik selama tiga minggu di lima kota besar dan 33 kabupaten/kota di Indonesia.
Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro, menyebutkan, uji publik ini menggunakan beberapa pendekatan, yaitu secara langsung dan secara online yang dapat diakses oleh semua masyarakat.
Dalam pendekatan secara langsung, pihak yang dilibatkan adalah guru, praktisi pendidikan, pengamat pendidikan, ahli pendidikan, anggota DPR, anggota DPRD, kepala dinas pendidikan, tim narasumber wapres, tim inti, serta unsur Kemendikbud unsur Kemenag.
“Semuanya diajak di sini untuk memberi masukan. Ada sekitar 383 orang yang akan ikut uji publik di Jakarta yang berlangsung tiga hari sejak 29 November 2012,” katanya.
Pada uji publik langsung, sebelum memberi masukan, para peserta uji publik yang terdiri atas banyak pihak ini mendengarkan paparan dan penjelasan terkait draf kurikulum baru tersebut. Selanjutnya, para peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi terkait paparan tersebut.
“Fokus diskusinya seputar paparan tersebut, tapi instrumennya terkait Standar Kompetensi Lulusan, struktur kurikulum, standar proses, dan penilaian,” ujar Khairil.
Setelah diberi waktu lebih dari 120 menit untuk berdiskusi, masing-masing kelompok diberi waktu untuk melaporkan hasil kerjanya dan rumusan hasil rekomendasi untuk kurikulum 2013. Hasil rekomendasi tersebut disusun dan ditelaah untuk kemudian dikombinasikan menjadi rumusan hasil uji publik yang nantinya dijadikan penyempurnaan kurikulum 2013.
“Jadi, dokumen kurikulum 2013 yang disempurnakan nantinya berdasarkan dari uji publik yang dilakukan saat ini,” ujarnya.
Khairil menyebutkan, konsep pengembangan kurikulum pada tingkat nasional dilakukan dengan menyusun kurikulum, panduan pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran, serta model teks buku pelajaran.
Menurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam buku akan diberikan tuntunan untuk proses pembelajaran seperti itu.
Juga pola pengadaan buku pelajaran untuk siswa, katanya, berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Kali ini pemerintah menyiapkan buku teks pelajaran untuk siswa dan buku pegangan guru untuk setiap mata pelajaran yang didistribusikan ke sekolah-sekolah. Buku-buku pelajaran akan diberikan secara gratis kepada guru dan siswa.


sumber: http://www.beritakaget.com/berita/4043/ramai-ramai-uji-publik-kurikulum-baru.html

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes